LAPORAN PRAKTIKUM
EKOIOGI TUMBUHAN
Analisis Vegetasi Tumbuha
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekologi
Tumbuhan yang diampu oleh Dr. Achyani, M.Si
Disusun
oleh:
NAMA : NOVITA
RISTIANINGRUM
NPM : 09321054
PRODI : BIOLOGI
KELOMPOK : 10
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
2011
I.
Topik
Analisis
Vegetasi Tumbuhan
II.
Hari/Tanggal
Selasa,
06 Desember 2011
III.
Tujuan
Untuk
mengetahui analisis vegetasi tumbuhan pada daerah tertentu dengan metode petak
tunggal dengan indikator densitas, frekuensi, luas penutupan, indeks nilai
penting, indeks dominasi, dan indeks
keragamannya.
IV.
Kajian
Pustaka
Anonimus
(2011),menyatakan bahwa Vegetasi
(dari bahasa Inggris: vegetation)
dalam ekologi
adalah istilah untuk keseluruhan komunitas
tetumbuhan.
Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan yang menempati
suatu ekosistem.
Beraneka tipe hutan,
kebun,
padang rumput, dan tundra
merupakan contoh-contoh vegetasi.Analisis vegetasi biasa dilakukan oleh ilmuwan
ekologi untuk mempelajari kemelimpahan jenis serta kerapatan tumbuh tumbuhan
pada suatu tempat.
Tjitrosoepomo
(2002 :77),menyatakan bahwa Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara
mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi.
Dalam ekologi hutan, satuan vegetasi yang dipelajari atau diselidiki berupa
komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari semua spesies
tetumbuhan yang menempati suatu habitat. Oleh karena itu, tujuan yang ingin
dicapai dalam analisis komunitas adalah untuk mengetahui komposisi spesies dan
struktur komunitas pada suatu wilayah yang dipelajari.
Kimbal (1965
:91),menyatakan bahwa Analisa
vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur)
vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas,
maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita
cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam
sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh,
cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.
Lestari
(2006 :76),menyatakan bahwa Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai
metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam
mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu
metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam
bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai
kendala yang ada.
V. ALAT
dan BAHAN
A. Alat :
-
Penggaris ukuran 1 meter
-
Tali raffia
-
Patok bambu
-
Kamera digital/handphone
-
Buku dan alat tulis
B. Bahan
:
-
Berbagai vegetasi tumbuhan yang hidup di
kebun.
VI.
CARA
KERJA
1. Menentukan tempat yang akan dihitung vegetasi tumbuhannya
2. Membuat
petak ukuran 1 x 1 meter persegi dengan menggunakan tali raffia yang telah
diukur panjangnya dengan pengaris dimana tiap sudut petak diberi patok dari
bambu
3. Melakukan
penghitungan jenis spesies tumbuhan dan jumlahnya tiap spesies tersebut yang
berada di dalam petak.
4. Mengambil
gambar dari spesies yang ditemukan setelah dilakukan penghitungan.
5. Mengulangi
kegiatan 1-4 untuk petak berikutnya jika dalam petak tersebut presentase
spesiesnya masih di atas 5 % dan berhenti membuat petak jika presentase
spesiesnya sudah dibawah 5 %.
6. Untuk
menghitung presentase spesiesnya menggunakan rumus :
VII.
DATA
HASIL PENGAMATAN
No.
|
Petak
|
Jumlah
Spesies
|
Penambahan
Spesies
|
Persentase
Spesies
|
1.
|
1
|
9
|
||
2.
|
2
|
13
|
4
|
44,44
|
3.
|
4
|
21
|
8
|
61,5
|
4.
|
8
|
22
|
1
|
4,8
|
Luas
Seluruh Petak : (8 x 8) + (4 x 4) + (2
x 2) + (1 x 1) = 85 m²
|
||||
Jumlah
individu tiap spesies pada petak 1 :
A
= 20 F = 7
B
= 4 G = 3
C
= 33 H = 1
D
= 2 I = 10
E
= 2
|
VIII.
Analisis
data
Dari
data hasil pengamatan dapat kita analisis densitas, frekuensi, luas penutupan,
indeks nilai penting, indeks dominasi, dan indeks keragamannya.
Untuk
petak contoh pertama :
1. Densitas
Adalah jumlah individu
per luas petak contoh.
Dimana densitas rumusnya :
Dan densitas relatif
rumusnya :
Menghitung Densitas (K-i) :
Sehingga Densitas (K-i) total = 0.96
Menghitung Densitas Relatif (KR-i) :
; ; ; ; ; ; ; ; .
Sehingga Densitas Relatif
(KR) total = 1
2. Frekuensi
Adalah jumlah petak
contoh ditemukanya spesies tertentu per jumlah seluruh petak.
Dimana Frekuensi (F)
rumusnya :
Dan Frekuensi Relatif
(FR-i) rumusnya :
Menghitung Frekuensi
(F) :
Menghitung Frekuensi
Relatif (FR-i) :
; ; ; ; ; ; ; ;
Sehingga Frekuensi
Relatif (FR) total = 100.01
3. Luas
Penutupan (Coverage)
Merupakan luas
penutupan contoh dalam luas keseluruhan petak contoh.
Untuk luas penutupan (
C ) rumusnya :
Dimana untuk mencari
Luas Penutupan Contoh dengan rumus:
Untuk luas penutupan
relatif (CR) :
Menghitung luas
penutupan contoh :
; ; ; ; ; ; ; ;
Sehingga luas penutupan
contoh keseluruhan = 460
Menghitung Luas
Penutupan ( C ) :
Menghitung Luas
Penutupan Relatif (CR) :
; ; ; ; ; ; ; ;
Sehingga Luas Penutupan
Relatif keseluruhan = 6972,4
4. Indeks
Nilai Penting
Adalah hasil dari
penjumlahan antara densitas relatif, frekuensi relatif, dan luas penutupan
relatif.
Rumusnya : INP = KR +
FR + CR
Menghitung INP tiap
spesies :
INP-a = 0,25 + 24,39 +
170,1 = 194,74
INP-b = 0,052 + 4,88 +
473,2 = 478,132
INP-c = 0,406 + 40,24 +
2317,9 = 2358,546
INP-d = 0,021 + 2,44 +
277,3 = 279,761
INP-e = 0,021 + 2,44 +
388,2 = 390,661
INP-f = 0,083 + 8,54 +
724,6 = 733,223
INP-g = 0,042 + 3,66 +
831,8 = 835,502
INP-h = 0,01 + 1,22 +
125,7 = 126,93
INP-i = 0,115 + 12,30 +
1663,6 = 1676,015
Sehingga INP
keseluruhan = 7073,51
5. Indeks
Dominasi
Rumusnya, yaitu :
dimana n.i
= nilai penting masing-masing jenis ke-n ; N = total nilai penting dari seluruh
jenis
Sehingga perhitunganya
:
+ + + +( + + + + = 14,165
6. Indeks
Keragaman (H)
Rumusnya, yaitu :
; dimana n.i
= jumlah individu jenis ke-n , N
= total jumlah individu.
Sehingga perhitungannya
:
= 0,805
IX.
PEMBAHASAN
Analisis
komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi
jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Dalam ekologi hutan, satuan vegetasi
yang dipelajari atau diselidiki berupa komunitas tumbuhan yang merupakan
asosiasi konkret dari semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu habitat.
Oleh karena itu, tujuan yang ingin dicapai dalam analisis komunitas adalah
untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas pada suatu wilayah
yang dipelajari.
Dalam
banyak penelitian mengenai kondisi ekosistem pada suatu daerah diperlukan
gambaran tentang kondisi ekologis daerah tersebut. Gambaran kondisi ekologis
ini penting untuk mengetahui struktur dan fungsi di dalam ekosistem daerah
tersebut, yang kemungkinan dapat terganggu, rusak atau bahkan hancur oleh
kegiatan yang akan dilakukan. Salah satu bentuk dari gambaran kondisi ekologis
tersebut adalah gambaran deskripsi vegetasi berupa diagram profil vegetasi.
Hasil
analisis komunitas tumbuhan disajikan secara deskripsi mengenai komposisi
spesies dan struktur komunitasnya. Struktur suatu komunitas tidak hanya
dipengaruhi oleh hubungan antar spesies, tetapi juga oleh jumlah individu dari
setiap spesies organisme. Hal ini menyebabkan kelimpahan relatif suatu spesies
dapat mempengaruhi fungsi suatu komunitas, distribusi individu antar spesies
dalam komunitas, bahkan dapat memberikan pengaruh pada keseimbangan sistem dan
akhirnya berpengaruh pada stabilitas komunitas.
Struktur
komunitas tumbuhan memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif. Deskripsi
struktur komunitas tumbuhan dapat dilakukan secara kuantitatif dengan parameter
kuantitatif atau secara kualitatif dengan parameter kualitatif.
Parameter
kualitatif dalam analisis komunitas tumbuhan antara lain :
1.
Stratifikasi
Stratifikasi
adalah distribusi tumbuhan dalam ruang vertikal. Semua spesies tumbuhan dalam
komunitas tidak sama ukurannya, serta secara vertikal tidak menempati ruang
yang sama. Stratifikasi tumbuhan di bagian atas tanah berhubungan dengan sifat
spesies tumbuhan untuk memanfaatkan radiasi matahari yang diterima, dan
memanfaatkan ruangan menurut keperluan yang berbeda-beda. Dalam ekosistem
hutan, stratifikasi tersebut diciptakan oleh susunan tajuk pohon-pohon menurut
arah vertikal dan terjadi karena adanya pohon-pohon yang menduduki kelas pohon
dominan (lapisan A), pohon kodominan (lapisan B), pohon tengahan (lapisan C),
pohon tertekan (lapisan D) dan pohon bawah (lapisan E).
2.
Kelimpahan
Kelimpahan
adalah parameter kualitatif yang mencerminkan distribusi relatif spesies
organisme dalam komunitas. Kelimpahan pada umumnya berhubungan dengan densitas
berdasarkan penaksiran kualitatif. Menurut penaksiran kualitatif, kelimpahan
dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu sebagai berikut :
1.
Sangat jarang
2.
Kadang-kadang atau jarang
3.
Sering atau tidak banyak
4.
Banyak atau berlimpah
5.
Sangat banyak atau sangat berlimpah
3.
Penyebaran
Penyebaran
adalah parameter kualitatif yang menggambarkan keberadaan spesies organisme
pada ruang secara horizontal. Penyebaran tersebut dapat dikelompokkan menjadi
tiga antara lain random, seragam dan berkelompok.
Analisis
komunitas tumbuhan merupakan cara mempelajari susunan atau komposisi spesies
dan bentuk atau struktur masyarakat tumbuhan (vegetasi). Dalam ekologi hutan,
satuan vegetasi yang dipelajari adalah suatu komunitas tumbuhan yang merupakan
asosiasi konkret dari semua spesies tumbuhan yang menempati habitat. Analisis
komunitas bertujuan untuk mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas
yang ada di suatu wilayah yang dipelajari dan hasilnya disajikan secara
deskripsi.
Adapun
pengambilan data untuk analisis komunitas tumbuhan dapat dilakukan dengan
menggunakan metode petak (plot) baik petak tunggal maupun petak ganda, metode
jalur, metode garis berpetak, metode kombinasi ataupun metode kuadran.
Metode
kuadran umumnya dipergunakan untuk pengambilan contoh vegetasi tumbuhan jika
hanya vegetasi fase pohon yang menjadi objek kajiannya. Metode ini mudah
dikerjakan dan lebih cepat jika akan dipergunakan untuk mengetahui komposisi
jenis, tingkat dominansi, dan menaksir volume pohon. Syarat penerapan metode
kuadran adalah distribusi pohon yang akan diteliti harus acak. Metode kuadran
atau metode titik pusat kuadran merupakan metode sampling tanpa petak contoh
yang dapat dilakukan secara efisien karena dalam ndikerjakan.
Di
dalam metode kuadran, pada setiap titik pengukuran dibuat garis absis dan
ordinat khayalan, sehingga pada setiap titik pengukuran terdapat empat buah
kuadran.
Salah satu masalah dalam ekologi adalah:
a. menentukan
distribusi
b. menentukan ukuran
c.
menentukan perubahan populasi dalam komunitas suatu habitat atau ekosistem
Kegunaan:
1. Menjelaskan komposisi dan
struktur vegetasi sebagai dokumentasi karakter ekologi
di ekosistem tersebut.
2. Menjelaskan pengertian
hubungan atau asosiasi antara komunitas tumbuhan dan faktor lingkungan,
misalnya klimat edafik, unsur hara. Sehingga dari hasil tersebut dapat dipelajari
mengapa populasi – populasi tumbuhan bervariasi baik secara spasial (ruang atau
tempat) maupun secara temporal (waktu).
3. Dapat
dipelajari:
a. Jumlah
tumbuhan yang tersedia pada suatu habitat untuk satwa liar dan
hewan di peternakan.
b. Jumlah kayu yang
ada di hutan alam atau hutan perkebunan.
c. Kualitas
habitat satwa liar.
d. Produk - produk
lainnya yang dihasilkan oleh komunitas tumbuhan.
e. Distribusi
satwa liar di antara komunitas di ekosistem.
Sampling
Sampling
: mengumpulkan data vegetasi sebagai wakil yang dianggap representatif
dari
habitat yang dipelajari.
Alasan
: melaksanakan sampling vegetasi pada area yang luas adalah tidak
mungkin.
Sampel harus dicuplik secara random
artinya : setiap sampel yang dicuplik mempunyai peluang atau kesempatan yang
sama untuk dipilih sebagai sampel yang dicuplik.
Pendekatan
Ada
banyak cara (teknik) atau metode untuk menganalisis vegetasi. Yang jelas
pemilihan metode untuk analisis vegetasi tergantung pada bermacam variabel,
antara lain:
1.
Tujuan penelitian
2.
Tipe struktur vegetasi
3.
Karakter vegetasi yang akan diukur, misalnya densitas (kerapatan), dominansi,
dan frekuensi
spesies
4.
Derajat persisi dan akurasi yang diinginkan
5.
Waktu, biaya, dan tenaga peneliti yang tersedia.
Kesemua
faktor ini perlu dipertimbangkan, sehingga dapat membantu memilih metode yang
terbaik untuk situasi yang dihadapi di lapangan.
Parameter yang diukur
Berbagai
karakter tumbuhan dapat diukur, biasanya parameter vegetasi yang umum diukur
adalah densitas (kerapatan), dominansi, dan frekuensi (kekerapan), Indeks Nilai
Penting (INP). Densitas, dominan, frekuensi, dan INP dapat diperoleh dengan
berbagai cara metode sampling. Parameter vegetasi tersebut dapat diukur secara
kuantitatif sebagai berikut:
1.
Densitas
Densitas
(kerapatan) adalah jumlah cacah individu suatu spesies per satuan luas. Luas
tersebut dapat dalam meter persegi (m2) atau hektar (Ha = 10.000 m2).
Densitas
seluruh spesies = Jumlah cacah individu seluruh spesies
Luas area
cuplikan
Perhitungan
di atas adalah perhitungan densitas absolut atau disebut juga densitas aktual.
Untuk tujuan tertentu akan sangat berguna bila konstribusi cacah individu dari
satu spesies diekspresikan sebagai hubungan antara cacah individu suatu spesies
dengan total cacah individu seluruh spesies yang akan ditemukan di dalam
seluruh plot yang dikaji. Ini disebut sebagai densitas relatif.
Densitas
relatif spesies A = Total cacah
individu spesies A x
100 %
Jumlah
total cacah individu seluruh spesies
2.
Frekuensi
Frekuensi
adalah pengukuran distribusi atau agihan spesies yang ditemukan pada plot yang
dikaji. Frekuensi menjawab pertanyaan pada plot mana saja spesies tersebut
ditemukan atau berapa kali munculnya suatu spesies pada plot yang diteliti.
Frekuensi diekspresikan sebagai presentase munculnya cacah plot tempat suatu
spesies ditemukan.
Frekuensi
spesies A = Jumlah plot
terdapatnya spesies A x
100 %
Jumlah seluruh plot yang dicuplik
Frekuensi
dapat dinyatakan dalam pecahan atau dalam persen. Frekuensi dapat juga
diekspresikan dengan istilah relatif.
Frekuensi
relatif spesies A = Total
frekuensi spesies A x
100 %
Jumlah
total frekuensi seluruh spesies
3.
Dominansi
Dominansi
suatu spesies dapat ditentukan dengan mengukur basal area pohon atau penutup (coverage)
pohon atau herba. Luas basal area suatu jenis pohon dapat diperoleh dari
diameter pohon setinggi 1,5 m dari permukaan tanah. Bila pohonnya mempunyai
akar banir maka diameter pohon diukur langsung di atas banirnya. Penutup pohon
atau herba adalah luas proyeksi tajuk atau kanopi pohon atau herba.
Penentuannya hampir mirip dengan penentuan densitas, satuannya adalah cm2
atau m2.
4.
Indeks Nilai Penting (INP)
Merupakan
penjumlahan nilai relatif dari frekuensi kerapatan dan dominansi suatu jenis.
INP sering dipakai karena memudahkan dalam interprestasi hasil analisis
vegetasi.
Metode Sampling
Metode
yang umum digunakan dalam analisis vegetasi adalah metode plot dan metode tanpa
plot. Metode plot, misalnya metode kuadrat, metode releve, dan metode belt
transect. Pada metode line intercept = penggal garis, di sini
kuadrat direduksi menjadi garis, dan metode jarak (misalnya point centered
quarter – methods). Sedangkan pada metode tanpa plot, yaitu point
quadrat = metode kuadrat titik.
X.
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil pengamatan da
pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam analisis komunitas tumbuhan
terdapat parameter-parameter yang harus dilakukan untuk kepentingan analisis
komunitas tumbuhan. Parameter yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
parameter kualitatifyang didalamnya terdapat densitas yaitu jumlah individu per
unit luas atau per unit volume, ftekuensi yaitu besarnya intensitas
ditemukannya suatu species organisme dalam pengamatan keberadaan organisme pada
kominitas atau ekosistem, luas penutupan yaitu proporsi antara luas tempat yang ditutupi oleh species tumbuhan dengan
lusa totsl habitat, indeks nilai penting yaitu parameter kuantitatif yang dapat
dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi species-spesies dalam suatu komunitas tumbuhan, indeks dominansi yaitu
parameter menyatakan tingkat terpusatnya dominansi species dalam suatu
komunitas, indeks keragaman yaitu ciri tingkatan komunitas berdasarkan
organisasi biologinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimous.
2009. Analisis Komunitas Tumbuhan.(online).(http://wordpress.com. Diakses pada
10 Desember 2011. Pukul 10.00 WIB).
Hidayat, E.B. 1995. Anatomi
Tumbuhan Berbiji. Bandung : Institut Teknologi Bandung Press
Kimball.
1999. Biologi Edisi kelima Jilid II .
Jakarta : Erlangga
Tjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Lampiran
:
1.
Data hasil pengamatan
0 komentar:
Post a Comment