LAPORAN
PRAKTIKUM
EKOLOGI
TUMBUHAN
(ALELOPATI)
Oleh :
Nama : Novita Ristianingrum
NPM : 09321054
Prody : Biologi A
Kelompok : 7
LABORATORIUM PENDIDIKAN MIPA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2011
I.
Topik : Alelopati
II.
Hari /
Tanggal : Kamis, 22 Desember
2011
III.
Tujuan : Bertujuan untuk mempelajari pengaruh
allelopati dari
beberapa jenis tanaman terhadap perkecambahan
IV.
Dasar
teori
“ Allelopati adalah produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman yang merugikan tanaman lain. Permasalahannya adalah bahwa tanaman mengandung substansi yang sangat luas yang bersifat toksik dan beberapa percobaan berusaha mendemonstrasikan pengaruh alelopati dengan memberikan ekstrak suatu tanaman kepada biji-biji atau pun bibit tanaman lainnya. Terlepas dari suatu kenyataan bahwa ekstrak suatu tanaman bukanlah material percobaan yang cicik, karena tidak terdapat di alam. Ekstrak tersebut sering sekali tidak steril sehingga transformasi bakteri barang kali telah berlangsung dan biasanya tanaman-tanaman tersebut tidak memiliki hubungan ekologis.
Penelitian seperti ini sulit ditafsirkan. Pertanyaannya adalah apakah beberapa tanaman mempunyai suatu pegaruh toksik pada tanaman lainnya yang tumbuh di lapangan dan ini harus terpisah dari setiap kompetisi untuk cahaya, air dan hara.”
Anonimus (2009:online)
Menurut Sukman (1991 : 231 ) menyatakan bahwa “ Tumbuhan
dapat menghasilkan senyawa alelokimia yang merupakan metabolit sekunder di
bagian akar, rizoma, daun, serbuk sari, bunga, batang, dan biji.
Fungsi dari senyawa alelokimia tersebut belum diketahui secara pasti, namun
beberapa senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai pertahanan terhadap herbivora
dan patogen tanaman. Tanaman yang rentan terhadap senyawa alelokimia dari
tanaman lainnya dapat mengalami gangguan pada proses perkecambahan,
pertumbuhan, serta perkembangannya. Perubahan morfologis yang sering terjadi
akibat paparan senyawa alelokimia adalah perlambatan atau penghambatan
perkecambahan biji, perpanjangan koleoptil, radikula, tunas, dan akar“
Menurut Soerjani (2001 : 1978) menyatakan bahwa “Sebagai
allelopat, substansi kimiawi itu terkandung dalam tubuh tumbuhan, baik tanaman
maupun gulma. Bertindaknya allelopat tersebut setelah tumbuhan atau bagian
tumbuhan mengalami pelapukan, pembusuk, pencucian ataupun setelah dikeluarkan
berupa eksudat maupun penguapan. Tumbuhan yang suseptibel bila terkena
substansi semacam itu akan mengalami gangguan yang berupa penghambatan
pertumbuhan atau penurunan hasil “
Menurut Odum, ( 1998
: 206 ).menyatakan bahwa “Dalam persaingan antara individu-individu dari
jenis yang sama atau jenis yang berbeda untuk memperebutkan
kebutuhan-kehbutuhan yang sama terhadap faktor-faktor pertumbuhan,
kadang-kadang suatu jenis tumbuhan mengeluarkan senyawa kimia yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dari anaknya sendiri. Peristiwa semacam ini disebut
allelopati. Allelopati terjadi karena adanya senyawa yang bersifat menghambat.
Senyawa tersebut tergolong senyawa sekunder karena timbulnya sporadis dan tidak
berperan dalam metabolisme primer organisme organisme. Hambatan dan gangguan
allelopati dapat terjadi pada perbandingan dan perpanjangan sel, aktivitas
giberelin dan IAA, penyerapan hara mineral, laju fotosintesis, respirasi,
pembukaan stomata, sistem protein, dan aktivitas enzim tanaman. Faktor-faktor
yang mempengaruhi besarnya daya hambat senyawa kimia penyebab allelopati dari
tanaman antara lain jenis tanaman yang menghasilkan, macam tanaman yang
dipengaruhi, keadaan pada waktu sisa tanaman mengalami perombakan “
Menurut Mc.Naughton and Wolf (1990; 132 ) menyatakan bahwa “Allelopati
dapat meningkatkan agresivitas gulma didalam hubungan interaksi antara gulma
dan tanaman melalui eksudat yang di keluarkannya, yang tercuci,yang
teruapkan,atau melalui hasil pembusukan bagian-bagian organ yang telah mati.
Beberapa jenis tanaman yang mempunyai efek allelopati adalah Pinus merkusii,
Imperata silindrica, Musa spp, dan Acacia mangium, dsb. Dalam pengaruhnya,
Allelopati memiliki pengaruh yaitu antara lain senyawa allelopati dapa
menghambat penyerapan hara
yaitu dengan menurunkan kecepatan
penyerapan ion-ion oleh tumbuhan, beberapa allelopat menghambat pembelahan
sel-sel akar tumbuhan,mempengaruhi pembesaran sel tumbuhan, menghambat
respirasi akar, menghambat sintesa protein, menurunkan daya pemeabilitas
membran pada sel tumbuhan dan dapat mengahambat aktivitas enzim “
V.
Alat dan
bahan
Alat : 1).
Mortal
2).
Skepel ( penumbuk )
3).
Cawan petri 2 buah
4).
Gelas kimia 2 buah
5).
Kertas saring
6).
Corong kaca
7).
Kapas
8).
Tanah liat , air , dan 2 buah gelas atom.
Bahan :
1).
Rumput teki ( Cyprinus sp )
2). Kacang hijau
VI.
Cara kerja
1)
Membuat
ekstrak rumput teki dengan cara menumbuk dengan mortal dan skepel .
2)
Member air
pada rumput teki yang telah di haluskan
3)
Menyaring
ekstrak rumput teki kedalam gelas kimia dengan perbandingan 2 : 28.
4)
Meletakkan
biji kacang hijau diatas media kapas dan tanah pada cawan petri .
5)
Meneteskan
ekstrak rumput teki pada masing-masing media sebanyak 5 tetes .
6)
mengamati perkecambahan biji-biji tersebut
selama 1 minggu.
7)
Menghitung persen perkecambahannya dan diukur
panjangnya.
VII.
Data Hasil
Pengamatan
VIII.
Deskripsi
data
IX.
Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa dosis ekstrak tanaman
allelopati yang diberikan terhadap ketiga biji yang dijadikan sebagai objek
percobaan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari biji
pada saat perkecambahan ini. Kebanyakan biji yang diberikan dosis ekstrak
tanaman allelopati yang tinggi sebagiannya mati. Namun sebaliknya pada biji
yang diberi perlakukan dengan dosis ekstrak allelopati yang tidak terlalu
tinggi persen perkecambahannya tergolong besar. Hal ini menandakan bahwa
ekstrak dari tanaman allelopati ini sangat mempengaruhi perkecambahan dari biji
percobaan. Biji-biji yang dijadikan sebagai objek percobaan terlihat rusak
karena diberi perlakuan dengan ekstrak tanaman allelopati. Dalam prinsipnya Allelopati merupakan pengaruh yang bersifat merusak,
menghambat, merugikan dan dalam keadaan kondisi tertentu dapat juga
menguntungkan. Dimana pengaruh ini terjadi pada perkecambahan, pertumbuhan
maupun pada saat metabolisme tanaman. Pengaruh ini disebabkan oleh adanya
senyawa kimia yang di lepaskan oleh suatu tanaman ke tanaman yang lainnya.
Dari data hasil percobaan yang telah dilakukan
diketahui bahwa persen perkecambahan tertinggi ada pada tanaman kacang hijau
yaitu sebesar 46,6 %, sedangkan yang terendah adalah pada biji jagung yaitu sebesar 30 %. Ini dapat terjadi demikian, mungkin karena
tanaman kacang hijau lebih tahan terhadap zat kimia yang dikeluarkan oleh tanaman
allelopati tertentu sedangkan tanaman jagung spesiesnya tidak tahan terhadap
zat allelopati yang dikeluarkan oleh tanaman tertentu. Dalam kejadian ini
terlihat bahwa adanya persaingan tanaman untuk mempertahankan hidup dari
zat-zat yang bersifat allelopati yang dikeluarkan oleh tanaman lain uyang
bersifat merusak. Dalam persaingan antara individu-individu
dari jenis yang sama atau jenis yang berbeda untuk memperebutkan
kebutuhan-kehbutuhan yang sama terhadap faktor-faktor pertumbuhan,
kadang-kadang suatu jenis tumbuhan mengeluarkan senyawa kimia yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dari anaknya sendiri. Peristiwa semacam ini disebut
allelopati. Allelopati terjadi karena adanya senyawa yang bersifat menghambat.
Senyawa tersebut tergolong senyawa sekunder karena timbulnya sporadis dan tidak
berperan dalam metabolisme primer organisme organisme.
Dalam percobaan allelopati ini, adapun jenis
tanaman yang dijadikan ekstrak yang diketahui mengandung zat allelopati yaitu ekstrak rumput teki . Bagian-bagian tanaman yang digunakan adalah
bagian akar dan daun. senyawa beracun yang dapat mempengaruhi perumbuhan
tanaman. Tumbuhan yang telah mati dan sisa-sisa tumbuhan yang dibenamkan
kedalam tanah juga dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Kartawinata dalam
teori nya menyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstraks organ tubuh
alang-alang, maka semakin besar pengaruh negatifnya terhadap pertumbuhan
kecambah suatu tanaman. Contoh,
jamur Penicillium sp. dapat menghasilkan antibiotika yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu. Alelokimia pada tumbuhan dilepas ke lingkungan
dan mencapai organisme sasaran melalui penguapan, eksudasi akar, pelindian, dan
atau dekomposisi. Setiap jenis alelokimia dilepas dengan mekanisme tertentu
tergantung pada organ pembentuknya dan bentuk atau sifat kimianya . Mekanisme
pengaruh alelokimia (khususnya yang menghambat) terhadap pertumbuhan dan
perkembangan organisme (khususnya tumbuhan) sasaran melalui serangkaian proses
yang cukup kompleks, proses tersebut diawali di membran plasma dengan
terjadinya kekacauan struktur, modifikasi saluran membran, atau hilangnya
fungsi enzim ATP-ase. Hal ini akan berpengaruh terhadap penyerapan dan
konsentrasi ion dan air yang kemudian mempengaruhi pembukaan stomata dan proses
fotosintesis. Hambatan berikutnya mungkin terjadi dalam proses sintesis
protein, pigmen dan senyawa karbon lain, serta aktivitas beberapa fitohormon.
Sebagian atau seluruh hambatan tersebut kemudian bermuara pada terganggunya
pembelahan dan pembesaran sel yang akhirnya menghambat pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan sasaran.
Alelopati
tentunya menguntungkan bagi spesies yang menghasilkannya, namun merugikan bagi
tumbuhan sasaran. Oleh karena itu, tumbuhan-tumbuhan yang menghasilkan
alelokimia umumnya mendominasi daerah-daerah tertentu, sehingga populasi hunian
umumnya adalah populasi jenis tumbuhan penghasil alelokimia. Dengan adanya
proses interaksi ini, maka penyerapan nutrisi dan air dapat terkonsenterasi
pada tumbuhan penghasil alelokimia dan tumbuhan tertentu yang toleran terhadap
senyawa ini.
Proses
pembentukkan senyawa alelopati sungguh merupakan proses interaksi antarspesies
atau antarpopulasi yang menunjukkan suatu kemampuan suatu organisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dengan berkompetisi dengan organisme lainnya,
baik dalam hal makanan, habitat, atau dalam hal lainnya.
X.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan dapat
disimpulkan bahwa Proses pembentukkan senyawa alelopati sungguh merupakan
proses interaksi antarspesies atau antarpopulasi yang menunjukkan suatu
kemampuan suatu organisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup dengan
berkompetisi dengan organisme lainnya, baik dalam hal makanan, habitat, atau
dalam hal lainnya. Alelopati merupakan interaksi antarpopulasi, bila
populasi yang satu menghasilkan zat yang dapat menghalangi tumbuhnya populasi
lain . Allelopati terjadi karena adanya senyawa
yang bersifat menghambat. Senyawa tersebut tergolong senyawa sekunder karena
timbulnya sporadis dan tidak berperan dalam metabolisme primer organisme
organisme.
XI.
Daftar pustaka
Anonim a. Tanpa Tahun. Alelopati.
(Online) (http://io.ppi jepang.org/download.php?file=files/inovasi diakses
tanggal 5 Desember 2007).
Odum . 1998 . ekologi tumbuhan .rineka cipta : Jogjakarta
Petelay, Febian. 2003. Pengaruh Allelopathy Acacia
mangium wild terhadap Perkecambahan Benih Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus) dan Jagung (Zea mays). (Online) (http://www.geocities.com/irwantoshut/allelopathy_acacia.doc.
diakses pada tanggal 21 November 2007).
Soejani . 2001. Petunjuk Praktikum
Ekologi Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Sukman, Y., & Yakub. 1991. Gulma
dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta: Rajawali Pers
0 komentar:
Post a Comment