TUGAS KELOMPOK
Mikrobiologi lingkungan
“Pemanfaatan Kotoran Ternak Sebagai
Penghasil Biogas”
Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Mata Kuliah mikrobiologi lingkungan yang dibimbing Dr. Agus Susanto, M. Si dan Suharno Zen, M. Si
Oleh :
Haryo pamungkas 09321038
M.
Miftakhul Farid 09321055
Novita
Ristianingrum 09321054
Ratih
Dwi Handayani 09321057
Vera
Yulianti 09321076
Wiwin
Istiqomah 09321079
Prodi Biologi A
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita
jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini,
lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat
kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi
lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih
sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada
Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan
berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari
sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta
banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian kepada dosen serta
teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya
menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik
dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah-Makalahh kami dilain waktu.
Harapan yang paling
besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun ini
penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan lagi.
Metro, Oktober 2012
Penyusun
Ayat Al Qur’an
"Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu terdapat pelajaran yang penting bagi kamu. Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada di dalam perutnya,dan (juga) pada binatang itu terdapat manfaat yang banyak untuk kamu, dan sebagian dari padanya kamu makan".
(QS. Al Mukminun: 21)
“ Dan hewan ternak telah
diciptakan-Nya untuk kamu , padanya ada
(bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat , dan sebagiannya kamu makan “
( QS. An Nahl : 5 )
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Permintaan kebutuhan Bahan Bakar Minyak
(BBM) di Indonesia baik itu untuk keperluan industri, transportasi dan rumah
tangga dari tahun ketahun semakin meningkat.
Menyebabkan ketersediaan bahan bakar menjadi terbatas, atau harga
menjadi melambung. Pertumbuhan penduduk,juga menyebabkan sumber daya alam yang tersedia
berkurang, seperti bahan bakar minyak (BBM), eksploitasi sumber daya alam,
khususnya minyak, yang telah membesar-besarkan ancaman bagi keselamatan manusia
dan lingkungan itu sendiri. Hal lain yang banyak dikhawatirkan orang bahwa
jumlah cadangan minyak yang menurun dari hari ke hari dan terancam habis.
Karena itu perlu mencoba untuk mencari energi alternatif untuk menghemat
cadangan minyak yang ada saat ini. Biogas adalah salah satu energi yang dapat
dikembangkan dengan memberikan cukup bahan baku yang tersedia dan Ramah
lingkungan. masalah dapat diatasi dengan kebutuhan energi menggunakan sumber
energi terbaru yang relatif mudah didapat, dan biaya operasional yang rendah,
tidak mengakibatkan masalah limbah. salah satunya yaitu dengan memanfaatkan
kotoran sapi sebagai biogas.
Reaktor
Biogas merupakan sala satu solusi teknologi energi untuk mengatasi kesulitan masyarakat
akibat kenaikan harga BBM,teknologi ini bisa segera diaplikasikan, terutama
dikalangan masyarakat pedesaan yang memelihara hewan ternak sapi. Dalam rangka
pemunuhan keperluan energi rumah tangga,kususnya di pedesaan, maka perlu
dilakukan upaya yang sistematis untuk menerapkan berbagai alternatif energi
yang layak bagi masyarakat.
Jika kotoran ternak yang yang telah
dicapur air atau isian (slurry) dimasukkan kedalam alat pembuat biogas maka
akan terjadi proses pembusukan yang terdiri dari dua tahap, yaitu proses
aerobik dan proses anarobik. Pada proses yang pertama diperlukan oksigen dan
hasil prosesnya berupa karbon dioksida (CO2). Proses ini berakhir setelah
oksigen didalam alat ini habis. Selanjutnya proses pembusukan berlanjut pada
tahap kedua (proses anaerobic). Pada proses yang kedua inilah biogas
dihasilkan. Dengan demikian, untuk menjamin terjadinya biogas alat ini harus
tertutup rapat, tidak berhubungan dengan udara luar sehingga tercipta kondisi
hampa udara (tanpa udara).
B. Tujuan Penelitian
1. Dapat
merancang dan menghasilkan Alat
pembuatan Biogas skala kecil (Lab)
2. Mengetahui
langka-langka pembuatan Biogas dari kotoran ternak
C.
Kegunaan
Penelitian
1. Mengurangi
ketergantungan pada pemakaian minyak yang jumlahnya terbatas dan harganya
mahal.
2. Mengurangi
dampak yang muncul dari polusi yang disebabkan oleh kotoran.
3. Dalam jangka
panjang, diharapkan mampu mengurangi penggunaan kayu sebagai bahan bakar
sehingga kelestarian hutan menjadi lebih terjaga.
4. Sisa
campuran kotoran yang sudah tidak menghasilkan gas (sludge) dapat digunakan
pupuk organik yang baik.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Biogas adalah campuran beberapa gas, tergolong bahan bakar
gas yang merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi bahan organik dalam
kondisi anaerob dan gas yang dominan adalah metana ( CH4) dan karbon dioksida
(CO2). Biogas dapat disimpulkan sebagai salah satu jenis energi yang dapat
dibuat dari fermentasi berbagai jenis bahan limbah seperti sampah, pupuk,
kotoran manusia, jerami, dan bahan lainnya dalam kondisi anaerob dan
menghasilkan gas, gas metana yang didominanasi oleh dioksida dan karbon.
Singkatnya, semua jenis bahan dalam hal kimia termasuk senyawa organik, baik
berasal dari limbah dan kotoran hewan atau sisa tanaman, dapat digunakan
sebagai biogas.
Manfaat
energi biogas adalah sebagai pengganti bahan bakar khususnya minyak tanah
dan dipergunakan untuk memasak kemudian sebagai bahan pengganti bahan bakar
minyak (bensin, solar). Dalam skala besar, biogas dapat digunakan sebagai
pembangkit energi listrik. Di samping itu, dari proses produksi biogas akan
dihasilkan sisa kotoran ternak yang dapat langsung dipergunakan sebagai pupuk
organik pada tanaman / budidaya pertanian. Potensi pengembangan Biogas di
Indonesia masih cukup besar. Hal tersebut mengingat cukup banyaknya populasi
sapi, kerbau dan kuda di Indonesia.
Kotoran
sapi adalah limbah peternakan yang merupakan buangan dari usaha peternakan sapi
yang bersifat padat dan dalam proses pembuangannya sering bercampur dengan
urine dan gas seperti metana dan amoniak. Kandungan unsur hara dalam kotoran
sapi bervariasi tergantung pada keadaan tingkat produksinya, macam, jumlah
makanan yang dimakannya, serta individu ternak sendiri . Kandungan unsur hara dalam
kotoran sapi antara lain 2nitrogen (0,29 %), P2O5 (0,17 %), dan K2O (0,35%) .
Biogas atau sering disebut pula gas bio
merupakan gas yang timbul jika bahan-bahan organik seperti kotoran hewan,
kotoran manusia, atau sampah direndam dalam air dan disimpan didalam tempat
tertutup atau anaerob (tanpa udara). Biogas ini sebenarnya dapat pula terjadi
pada kondisi alami. Namun untuk mampercepat dan menampung gas ini, diperlukan
alat yang memenuhi syarat terjadinya zat tersebut.
Sapi memiliki sistem pencernaan khusus yang menggunakan mikroorganisme
dalam sistem pencernaan yang berfungsi untuk mencerna selulosa dan lignin dari
rumput berserat tinggi. Oleh karena itu, pupuk sapi kandang memiliki kandungan
selulosa yang tinggi sehingga Nilai kalor yang dihasilkan oleh biogaspun cukup
tinggi, yaitu kisaran 4800-6700 kkal/m3, untuk metana murni (100%) memiliki
nilai kalori 8900 kkL/m3.
Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi
bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan
gas yang sebagian besar adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah
terbakar) dan karbon dioksida, gas inilah yang disebut biogas. Proses
dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri
metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30-55øC, dimana pada suhu
tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara optimal. Hasil
perombakan bahan bahan organik oleh bakteri adalah gas metan .
Komposisi biogas hasil
fermentasi kotoran sapi
Jenis Gas
|
Konsentrasi biogas
(%)
|
Metana (CH4)
|
65,7
|
Karbon dioksida (CO2)
|
27,0
|
Nitrogen (N2)
|
2,3
|
Oksigen (O2)
|
0,1
|
Propena (C3H8)
|
0,7
|
Hidrogen sulfida (H2S)
|
-
|
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Membangun Instalasi Biogas
Bangunan utama dari instalasi biogas adalah Digester
yang berfungsi untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik
oleh bakteri. Jenis digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous
feeding dimana pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap
hari. Besar kecilnya digester tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan
dan banyaknya biogas yang diinginkan.
Lahan
yang diperlukan sekitar 16 m2. Untuk membuat digester diperlukan bahan bangunan
seperti pasir, semen, batu kali, bata merah, besi konstruksi, cat , kran , dan
pipa prolon.
Lokasi
yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang sehingga kotoran ternak dapat
langsung disalurkan kedalam digester. Disamping digester harus dibangun juga penampung
sludge (lumpur) dimana slugde tersebut nantinya dapat dijadikan pupuk organik .
Gambaran Instalasi Biogas
Untuk itu alat
maupun sarana yang diperlukan adalah :
1. Volume reaktor (lubang semen
) : 4.000 liter
2. Volume penampung gas (lubang semen) : 2.500 liter
3. Kompor Biogas : 1 buah
4. tempat pengaduk bahan : 1 buah
5. Selang saluran gas : + 10 m
6. Selang saluran air + 10 m
7. Kebutuhan bahan baku : kotoran ternak dari 2-3 ekor sapi/
kerbau.
8. Biogas yang dihasilkan 4 m 3 per hari (setara dengan 2,5 liter
minyak tanah).
Setelah pengerjaan digester selesai maka mulai
dilakukan proses pembuatan biogas
dengan
langkah langkah sebagai berikut:
1. Mencampur
kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan 1:2 pada
bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam
digester
2. Mengalirkan
lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama kran
gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang
ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan
lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
3. Membuang
gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk
adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk gas
metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka
biogas akan menyala.
4. Pada
hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor
gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan
energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau
kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara
kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Budhipermana.2011. Proses Pembuatan Biogas
Kris. 2012 . Biogas-Dari-Kotoran-Sapi-Sapi-Ternak
. 2011. Teknologi
Pembuatan Biogas Dari Kotoran Ternak
saya tertarik dengan tulisan di blog saudara,tapi saya sangat tertarik tentang apa yang di tulis oleh sukman dan yakub yang mejadi kutipan dalam penulisan anda,,,,,,,,
ReplyDeletekalau anda tidak keberatan bisa tidak anda bagi isi buku dari sukman dan yakup tahun 1991 dan 1995,,,,
terimakasih....
maaf mas, saya sumbernya juga cuma dari jurnal aja kok,,,,
ReplyDelete